I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bercocok tanam merupakan kegiatan yang sejak dahulu telah
dilakukan oleh nenek moyang kita. Kegiatan bercocok tanam lebih terkhusus pada sektor pertanian yang dapat menunjang kebutuhan ekonomi masyarakat/petani.
Petani telah terbiasa melakukan sistem konvensional dalam bertani, yaitu dengan
mengolahan lahan terlebih dahulu, kemudian menunggu hujan turun adalah waktu yang
tepat untuk menanam. Tentu saja ini bukan lah kegiatan yang efektif jika dibandingkan
antara zaman dahulu dan zaman modern seperti saat ini. Di Negara maju, kegiatan
pertanian dapat dilakukan dengan praktis, lebih terkontrol dan terjadwal.
Sistem bercocok tanam yang dikembangkan namun telah ada sejak dahulu yaitu
sistem hidroponik. Hidroponik merupakan cara bercocoktanam tanpa menggunakan
tanah. Tanah yang sejatinya merupakan tempat tumbuhnya tanaman dapat digantikan
dengan media inert, seperti pasir, arang sekam, rockwool, kapas, kerikil, dll.
Di daerah dengan lahan yang tidak produktif/margin, hidroponik menawarkan kegiatan
pertanian yang dapat dikembangkan dengan baik. Pertanian hidroponik mampu
memberikan hasil produksi dengan mutu yang tinggi yang dapat meningkatkan nilai jual tanaman
tersebut.
II. PEMBAHASAN
2.1 Apa itu hidroponik (WHAT)
Hidroponik berasal dari kata Hydro (air) dan Ponos
(pengerjaaan),sehingga hidroponik bisa diartikan bercocok tanam dengan media
tanam air. Padaawalnya orang mulai menggunakan air sebagai media tanam
mencontoh tanamanair seperti kangkung, sehingga kita mengenal tanaman hias yang
ditanam dalamvas bunga atau botol berisi air. Sejarah hidroponik dimulai pada 3
abad yang lalu, pada tahun 1669 di Inggris sudah dilakukan pengujian
tanaman hidroponik dalamlaboratorium. Kemajuan yang sangat berpengaruh
terjadi pada tahun 1936, Dr.W.F. Gericke di California (AS) berhasil
menumbuhkan tomat setinggi 3 m dan berbuah lebat dalam
bak berisi air mineral. Pada tahun 1950 Jepang secara besar
besaran menyebarkan cara bercocok tanam hidroponik untuk mensuplai sayuran bagi
tentara pendudukan Amerika Serikat. Dari sini hidroponik terus menyebar
ke berbagai negara. Di Indonesia hidroponik mulai dikembangkan pada
sekitar tahun1980.Hidroponik
adalah metode penanaman tanaman tanpa menggunakan mediatumbuh dari tanah.
Secara harafiah hidroponik berarti penanaman dalam air yangmengandung campuran
hara. Dalam praktiknya sekarang ini, hidroponik tidakterlepas dari penggunaan
media tumbuh lain yang bukan tanah sebagai penopang pertumbuhan tanaman
Menurut Raffar (1993), sistem hidroponik merupakan cara
produksitanaman yang sangat efektif. Sistem ini dikembangkan berdasarkan alasan
bahwa jika tanaman diberi kondisi pertumbuhan
yang optimal, maka potensi maksimumuntuk berproduksi dapat
tercapai. Hal ini berhubungan dengan pertumbuhansistem perakaran tanaman, di
mana pertumbuhan perakaran tanaman yangoptimum akan menghasilkan pertumbuhan
tunas atau bagian atas yang sangattinggi. Pada sistem hidroponik, larutan
nutrisi yang diberikan mengandungkomposisi garam-garam organik yang berimbang
untuk menumbuhkan perakarandengan kondisi lingkungan perakaran yang
ideal.Hidroponik, menurut Savage (1985), berdasarkan sistem irigasisnya dikelompokkan
menjadi: (1)
Sistem terbuka dimana larutan hara tidak
digunakankembali, misalnya pada hidroponik dengan penggunaan irigasi tetes
dripirrigation atau trickle irrigation, (2) Sistem tertutup dimana larutan haradimanfaatkan
kembali dengan cara resirkulasi. Sedangkan berdasarkan penggunaan media atau substrat
dapat dikelompokkan menjadi (1) SubstrateSistem dan (2) Bare Root Sistem
1.
Substrate Sistem
Substrate system atau sistem substrat adalah
sistem hidroponik yangmenggunakan media tanam untuk membantu pertumbuhan
tanaman. Sitem inimeliputi:
a.
Sand Culture
Biasa juga disebut “Sandponics‟ adalah budidaya tanaman dalam media pasir.
Produksi budidaya tanaman tanpa tanah secara komersial
pertama kali dilakukan dengan menggunakan bedengan pasir
yang dipasang pipa irigasi tetes. Saat ini “Sand Culture” dikembangan
menjadi teknologi yang lebih menarik,terutama di negara yang memiliki padang
pasir. Teknologi ini dibuat dengangmembangun sistem drainase dilantai rumah
kaca, kemudian ditutup dengan pasiryang akhirnya menjadi media tanam yang
permanen. Selanjutnya tanamanditanam langsung dipasir tanpa menggunakan wadah,
dan secara individual diberiirigasi tetes.
b.
Gravel Culture
Gravel Culture adalah budidaya tanaman secara hidroponik menggunakan
gravel sebagai media pendukung sistem perakaran tanaman. Metode ini sangat
popular sebelum perang dunia ke 2. Kolam memanjang
sebagai bedengan di isi dengan batu gravel, secara periodik diisi dengan
larutan hara yang dapat digunakan kembali, atau menggunakan irigasi tetes.
Tanaman ditanam di atas gravel mendapatkan hara dari larutan yang diberikan.
Walaupun saat ini sistem inimasih digunakan, akan tetapi sudah
mulai diganti dengan sistem yang lebih murahdan lebih efisien.
c.
Rockwool
Adalah nama komersial media tanaman utama yang telah
dikembangkandalam sistem budidaya tanaman tanpa tanah. Bahan ini besasal dari
bahan batuBasalt yang bersifat Inert yang dipanaskan sampai mencair,
kemudian cairantersebut di spin (diputar) seperti membuat harum manis sehingga
menjadi benang- benang yang kemudian dipadatkan seperti kain "wool" yang
terbuat dari “rock“. Rockwool biasanya dibungkus dengan plastik.
Rockwool ini juga populer dalam sistem Bag culture sebagai
media tanam. Rockwool juga banyak dimanfaatkanuntuk produksi bibit tanaman
sayuran dan dan tanaman hias.
d.
Bag Culture
Bag culture adalah budidaya tanaman tanpa tanah menggunakan
kantong plastik (polybag) yang diisi dengan media tanam. Berbagai
media tanam dapat dipakai seperti : serbuk gergaji, kulit kayu, vermikulit,
perlit, dan arang sekam.Irigasi tetes biasanya diganakan dalam sistem ini.
Sistem bag culture inidisarankan digunakan bagi pemula dalam mempelajari
teknologi hidroponik,sebab sistem ini tidak beresiko tinggi dalam budidaya
tanaman.
2.
Bare Root Sistem
Bare Root system atau sistem akar telanjang
adalah sistem hidroponik yangtidak menggunakan media tanam untuk membantu pertumbuhan
tanaman,meskipun block rockwool biasanya dipakai diawal pertanaman. Sitem
inimeliputi:
a.
Deep Flowing Sistem Deep Flowing Sistem
adalah sistem hidroponik tanpa
media, berupa kolamatau kontainer yang panjang dan dangkal diisi dengan larutan
hara dan diberiaerasi. Pada sistem ini tanaman ditanam diatas panel tray ( flat tray)
yang terbuatdari bahan sterofoam mengapung di atas kolam dan perakaran
berkembang didalam larutan hara.
b.
Teknologi Hidroponik Sistem Terapung (THST)
Teknologi Hidroponik Sistem
Terapung adalah hasil modifikasi dari Deep Flowing Sistem yang
dikembangkan di Bagian Produksi Tanaman, DepartemenAgronomi dan Hortikultura,
Institut Pertanian Bogor. Perbedaan utama adalahdalam THST tidak digunakan
aerator, sehinga teknologi ini reltif lebih effisiendalam penggunaan energi
listrik. Pembahasan ditail dari THST disajikan dalamsub bab Kultur Air.
c.
Aeroponics
Aeroponics adalah sistem
hidroponik tanpa media tanam, namunmenggunakan kabut larutan hara yang kaya
oksigen dan disemprotkan pada zona perakaran tanaman. Perakaran tanaman diletakkan
menggantung di udara dalamkondisi gelap, dan secara periodik disemprotkan
larutan hara. Teknologi inimemerlukan ketergantungan terhadap ketersediaan
energi listrik yang lebih besar.
d.
Nutrient Film Tecnics (NFT)
Nutrient Film technics adalah sistem hidroponik tanpa media tanam.
Tanaman ditanam dalam sikrulasi hara tipis pada talang-talang yang
memanjang.Persemaian biasanya dilakukan di atas blok rockwool yang dibungkus
plastik.Sistem NFT pertama kali diperkenalkan oleh peneliti bernama Dr. Allen
Cooper.Sirkulasi larutan hara diperlukan dalam teknologi ini dalam periode
waktutertentu. Hal ini dapat memisahkan komponen lingkungan perakaran yang ‘aqueous’ dan ‘gaseous’ yang dapat meningkatkan serapan
hara tanaman.
e.
Mixed Sistem
Mixed sistem adalah teknologi
hidroponik yang mennggabungkan aeroponics dan deep flow technics. Bagian atas perakaran tanaman
terbenam padakabut hara yang disemprotkan, sedangkan bagian bawah perakaran
terendamdalam larutan hara. Sistem inilebih aman dari pad aeroponics sebab bila
terjadilistrik padam tanaman masih bisa mendapatkan hara dari larutan hara di
bawaharea kabut.
2.2 Mengapa memilih hidroponik (WHY)
Alasan memilih hidroponik tidak lain adalah karena keutamaan yangdimilikinya
dibandingkan dengan sistem konvensional. Beberapa keuntungandengan menerapkan
sistem hidroponik adalah sebagai berikut:
1.
Dapat dilakukan pada lahan dengan tanah yang kurang bahkan tidak produktif sekalipun, karena media tumbuh tanaman tidak menggunakan
tanah.
2.
Ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida yang
merusaktanah.
3.
Dapat menghemat pemakaian pupuk.
4.
Tidak memerlukan banyak tenaga kerja.
5.
Lebih hemat air karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari.
6.
Tidak membutuhkan lahan yang banyak, media tanaman
bisa dibuat secara bertingkat.
7.
Kebersihan lebih mudah dijaga dan terhindar dari penyakit yang
berasaldari tanah.
8.
Budidaya tanaman dapat dilakukan tanpa tergantung kepada musim.
9.
Larutan nutrisi tanaman dapat dipasok sesuai dengan tingkat
kebutuhantanaman.
10. Serangan hama dan penyakit
cenderung jarang dan lebih mudahdikendalikan.
11. Jika dilakukan dengan benar
dapat mengasilkan panen yang lebih berkualitas dengan kuantitas yang lebih
tinggi.
12. Dapat mengatur waktu tanam dan
jadwal panen sesuai dengan kebutuhan pasar atau permintaan konsumen.
Selain kelebihan-kelebihan yang diuraikan di atas, hidroponik juga
memiliki beberapa kekurangan diantaranya adalah:
1.
Biaya awal yang mahal.
2.
Perlunya keterampilan khusus agar hidroponik yang dilakukan
berhasil,khususnya pada pencampuran larutan nutrisi tanaman.
3.
Perawatan yang cukup mahal.
4.
Menggunakan terlalu banyak wadah tanam.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat menjadi pertimbangan bagi
kita apakahlayak untuk melakukan hidroponik sebagai alternatif bercocok tanam
selain carakonvensional. Hidropnik merupakan jawaban atas permasalahan lahan,
baik penyempitan lahan maupun permasalahan lahan-lahan marginal yang belumdikelola
dengan baik.
2.3 Dimana melakukan hidroponik (WHERE)
Hidroponik menjawab permasalahan terbatasnya lahan pertanian dan
lahanyang kurang produktif. Dengan menerapkan sistem hidroponik, bercocok tanam
pada lahan yang tidak produktif pun dapat dilakukan. Areal yang sempit pun
bukan menjadi permasalahan karena hidroponik dapat dilaksanakan di atas atap
rumah sekalipun. Perbedaan mendasar antara hidroponik dengan sistem
tanamkonvensional adalah tempat tanamnya, yang mana hidroponik tidak ditanam
ditanah melainkan menggunakan media inert, seperti: arang sekam, serbuk
kayu,kerikil, pasir, dll.Hidroponik dilakukan dengan menggunakan wadah tanam
seperti: ember, polybag, gelas plastik dan untuk kasus lain dapat menggunakan hidroponik kit
yang ada di pasaran atau pun rakitan sendiri. Sistem hidroponik
seringdiidentikkan dengan budidaya di dalam greenhouse/rumah kaca. Dalam
skala besar/komersial biasanya budidaya hidroponik dilakukan di dalam
greenhouse, halini bertujuan untuk memudahkan perawatan dan pengontrolan iklim
mikro didalam greenhouse, serta melindungi dari terpaan hujan/angin dan
masuknya hamadari luar. Untuk skala hobi/rumahan, tidak perlu membuat
greenhouse untuk melakukan budidaya hidroponik. Asal ada tempat yang
cukup memadai, serta kebutuhan pertumbuhan tanaman bisa tercukupi, sudah cukup untuk melakukan budidaya
hidroponik sendiri di rumah Salah satu hal yang menarik dari hidroponik adalah,
budidaya hidroponik dapat dilakukan di “semua” tempat. Hidroponik dapat dilakukan di
luar maupun di dalam rumah, termasuk di dalam ruangan
tertutup. Hal yang perlu dilakukanyaitu kita harus memenuhi semua kebutuhan
pertumbuhan tanaman. Dalam ruang tertutup, kebutuhan tanaman
akan cahaya dapat diganti menggunakan lampu LEDkhusus untuk budidaya
hidroponik. tertutup, kebutuhan tanaman akan cahaya dapat
diganti menggunakan lampu LEDkhusus untuk budidaya hidroponik.
2.4 Kapan melakukan hidroponik (WHEN)
Jika melakukan hidroponik, siklus hidup tanaman yang
dibudidayakanlebih cepat. Hal ini dikarenakan, nutrisi yang diberikan pada
tanaman sudah sesuaidengan kebutuhan tanaman secara optimal. Sehingga memanen
tanaman dapatdilakukan lebih cepat. Dengan hidroponik kita tidak perlu
lagimempermasalahkan musim, karena budidaya hidroponik memungkinkan untuk budidaya tanaman apapun,
sekalipun bukan pada musimnya. Jadi kita dapatmenanam tanaman
favorit kita kapan saja (khusus untuk budidaya dalamgreenhouse).Kelebihan
sistem hidroponik yang dapat dilakukan kapan saja tanpamengenal musim, membuat
kita dapat mengatur waktu tanam dan panen sesuaikeinginan kita, bahkan kegiatan
panen dapat dilakukan setiap hari untukmemenuhi kebutuhan pasar akan sayuran
hidroponik. Sehingga denganhidroponik dapat dilakukan panen sepanjang
tahun.Faktor terpenting yang harus dipenuhi dalam menunjang
keberhasilanhidroponik adalah perawatan, terutama pemberian air dan nutrisi
tanaman.Dengan penjadwalan irigasi yang baik akan dapat meningkatkan pula
efisiensi penggunaan air tanaman. Pemberian nutrisi yang teratur akan mencukupi
kebutuhan hara tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan
subur.Apanila faktor-faktor tersebut dapat dipenuhi dengan baik, maka
kegiatanhidroponik dapat berjalan dengan baik dan panen sepanjang tahun
yangdiharapkan dapat diwujudkan.
2.5 Siapa pelaku hidroponik (WHO)
Hidroponik telah lama sekali dilakukan, terbukti dengan adanya
tamangantung di Babylonia. Istilah hidroponik sendiri lahir sekitar tahun 1936,
sebagai penghargaan yang diberikan kepada DR. WF. Gericke, seorang agronomis dari
universitas California. DR. WF. Gericke melakukan percobaan dan penelitiandengan
menanam tomat di dalam bak yang berisi mineral sehingga tomat tersebutmampu
bertahan hidup dan dapat tumbuh sampai ketinggian 300 cm jugamemiliki buah yang
lebat.Penemuan besar ini telah menjadi tren di abad 20, karena bercocok
tanamdengan cara hidroponik dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk ibu
rumahtangga sekalipun yang gemar bertanam tanaman hias. Jadi hidroponik secara
tidaklangsung dapat dilakukan karena hobi. Hidroponik karena hobi dapat
dilakukan diareal yang sempit sekalipun seperti pekarangan rumah atau pun di
dalam rumah.Biasanya tanaman yang dibudidayakan menyesuaikan hobi orang
yangmelakukannya, seperti: tanaman hias.Dalam skala besar hidroponik telah
banyak dilakukan, khususnya untukmemenuhi kebutuhan pasar. Hidroponik dalam
skala besar dilakukan oleh petani/pengusaha hidroponik di dalam greenhouse dengan menggunakankomoditas
yang memiliki nilai di pasaran. Sayuran dan buah-buahan
yanghamper setiap harinya dibutuhkan oleh masyarakat lah yang
biasanyadikembangkan dalam usaha hidroponik, seperti: sawi, selada, melon,
bayam,tomat, pakcoy, paprika, dll.
2.6 Bagaimana melakukan hidroponik (HOW)
Secara umum budidaya tanaman secara hidroponik dapat
dilakukandengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Persiapan lahan Perbedaan
sistem hidroponik dan konvensional adalah media tanam yangdigunakan hidroponik
yaitu bukan tanah, sehingga dalam tahap persiapanlahan tidak perlu adanya
pengolahan lahan. Yang dilakukan dalamkegiatan penyiapan lahan adalah
menyiapkan tempat kegiatan hidroponikdilakukan, seperti membuat hidroponik kit
dan juga greenhouse. Dalamskala kecil dapat dilakukan di pekarangan rumah saja.
2. Persiapan wadah Selanjutnya
yang perlu dilakukan adalah menyiapkan wadah tanam.Wadah tanam hidroponik dapat
menggunakan kantung plastik/polybag,gelas plastik, ember, dll. Wadah tanam
berfungsi sebagai tempatmemasukkan media tanam yang digunakan sebagai tempat
tumbuhnyatanaman.
3. Menyiapkan media tanamMedia
tanam yang digunakan dalam hidroponik beragam, mulai darilimbah pertanian
sampai bahan pabrikan. Media tanam berfungsi
sebagai pengganti tanah pada sistem konvensional. Media tanam yang
digunakanadalah bahan yang memiliki kriteria sebagai berikut: mampu
menyediakandan menyimpan unsur hara, sehingga kebutuhan air dan nutrisi
tanamandapat dipenuhi, mampu menjaga kelembaban dan mempunyai drainase yang
baik. Jenis media tanam yang biasa digunakan adalah: arang sekam,serbuk kayu,
kerikil, batu-bata, kapas, rockwool, pasir, dll.
4. Penyemaian Penyemaian dilakukan
setelah semua persiapan awal dilakukan, sehinggasetelah penyemaian berakhir
proses penanaman dapat langsung dilakukan.Penyemaian
5. Penanaman bibitSetelah
pekerjaan pengolahan tanah dan penyemaian bibit dilakukan, makalangkah
selanjutnya yang harus dilakukan adalah penanaman bibit.Penanaman bibit akan
dilakukan pada wadah tanam yang sudah di berilubang-lubang tanam. Penanaman
bibit dilakukan setelah bibit dianggapcukup kuat untuk dipindahkan ke tempat
penanaman. Dalam pemindahan bibit ke tempat penanaman, akar
tanaman di usahakan tidak rusak. Hal ini bertujuan untuk menghindari kerusakan pada akar yang
masih muda. Hal yang perlu dilakukan untuk menghindari hal tersebut adalah
bibit harusdicabut atau diikuti sertakan dengan media tanamnyaPenanaman bibit
sebaiknya dilakukan pada sore hari yaitu pada waktusinar matahari
tidak lagi begitu menyengat. Setelah selesai penanaman bibit,
lahan sebaiknya disiram dengan air secukupnya. Biasanya
bibit yang baru saja di tanam akan memperlihatkan
layu sementara, hal ini akan berlansung
selama 2 atau 3 hari. Tetapi hal ini merupakan hal yang biasanya
terjadi dan hal ini tidak akan membahayakan
pertumbuhantanaman. Kecuali, jika bibit layu karena faktor kerusakan akar
atau batangnya.
6. Pemberian larutan
nutrisi Nutrisi atau unsur hara merupakan salah satu factor
penting yang menunjang keberhasilan suatu sistem hidroponik yang
dilakukan. Adapununsur hara bagi tanaman dikelompokkan menjadi unsur hara makro
danunsur hara mikro. Unsur makro merupakan unsur yang dibutuhkantanaman dalam
jumlah besar dan mutlak harus ada. Sejumlah unsur haramakro yang dibutuhkan
tanaman adalah N, P, K, Mg dan S. Sedangkanunsur hara mikro adalah unsur hara
yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit. Sejumlah unsur hara mikro yang dibutuhkan tanamanadalah
Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo dan Cl. Kedua jenis unsur tersebut salingmendukung dan
dibutuhkan oleh tanaman. Ketika salah satu unsur tidakada, makan unsur yang
dibutuhkan tanaman menjadi tidak lengkap.Keuntungan sistem hidroponik adalah
pemberian larutan nutrisi tanamandapat dilakukan secara bersamaan dengan irigasi.
Karena pada umumnyalarutan yang ada di pasaran dalam penggunaanya telah
dirancang agardiencerkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Pencampuran
larutannutrisi ini memerlukan keterampilan khusus agar tanaman dapat
tumbuhdengan baik.
7. PemeliharaanHidroponik
memerlukan perawatan yang cermat. Beberapa langkah pemeliharaan tanaman
hidroponik adalah sebagai berikut:
a.
Penyiraman penyiraman air dan larutan nutrisi dilakukan 5-8 kali
setiap hari. Penyiraman biasa dilakukan dengan menggunakan timer, sehinggatidak
memerlukan tenaga ekstra dalam pengerjaannya.
b.
Pengikatan atau pengajiran Tanaman yang telah berumur 1 minggu
perlu diberi ajir. Ajir bergunasebagai rambatan atau pegangan agar tanaman
dapat tumbuh tegak.
c.
Pembusngsn tunsas Pemilihan batang produksi Pada tanaman misalnya
cabai atau paprika, dipilih satu atau dua cabang produksi dan dibiarkan tumbuh
sebagai batang utama.
d.
PemangkasanDaun-daun yang
terdapat di antara ketiak daun dibuang setiap dua hari.Bila menanam timun,
sulur-sulur yang tumbuh di bagian atas tanamantimun dipotong sekitar 2 cm dari
titik tumbuh.
e.
Pemberantasan hamaTanaman yang diserang hama, misalnya kutu daun
dan ulat buah,disemprotkan dengan insektisida. Sesuai dosis yang diperlukan.
f.
PemanenanPemanenan dilakukan dengan menggunakan gunting, cutter
atau pemotong tajam lainnya. Pemanen dilakukan dengan memotong danmengikutsertakan
sebagian tangkai yang menempel pada kepala buah.Hal ini dilakukan karena media
tanam yang digunakan bukan lahtanah, sehingga perlu berhati-hati agar kekuatan
ikatan antara akartanaman dan batang tanaman terhadap media tanam tetap stabil.
II. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan tentang makalah hidroponik di atas dapat
diambilkesimpulan sebagai berikut:
1. Hidroponik telah lama
dilakukan, namun secara modern hidroponik pertama kali dikenalkan oleh DR. WF. Gericke, seorang agronomisdari
Universitas California pada tahun 1936.
2. Hidroponik merupakan cara
becocok tanam yang menggunakan media inert sebagai media tanamnya (pengganti
tanah).
3. Hidroponik memiliki berbagai
keunggulan diantaranya dapatdilakukan kapan saja, dimana saja dan oleh siapa
saja. Sebaliknyahidroponik juga memiliki berbagai kelemahan diantaranya biaya
awalyang cukup mahal.
4. Hidroponik dapat dilakukan
sepanjang tahun, dengan jadwal tanamdan panen yang terjadwal pula.
5. Tahapan-tahapan bercocok tanam
hidroponik harus dilakukan dengan cermat, agar hasil panen yang terbaik dapat
diperoleh.
3.2 Kritik dan Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi Hidroponik
yangmenjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Penulis menyadari masih
banyakkekurangan dan kekeliruan yang terjadi di dalam penulisan makalah ini,
karenaterbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan/referensi yang
dimiliki. Untuk itu penulis berharap agar para pembaca memberikan
kritik dan sarannya yang bersifatmembangun demi penyempurnaan makalah ini dan
juga penulisan makalah-makalah selanjutnya yang berhubungan dengan makalah
hidroponik ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2009.Mengenal Hidroponik . Diakses di http://ficusbenyamina.blogspot.com /2009 /09/mengenal-hidroponik.html
pada tanggal 20 Oktober 2013.
Anonim.
2012. Kelebihan dan Kekurangan Hidroponik. Diakses dihttp://apandi2.blogspot.com
/2012/05/kelebihan-dan-kelemahan-hidroponik.html pada tanggal 20 Oktober 2013.
Anonim.
2012. Berbagai Keunggulan Hidroponik. Diakses di shyro-group.blogspot.com /2012/06/berbagai-keunggulan-hidroponik.html
padatanggal 20 Oktober 2013.
Anonim.
2013. Mengenal Hidroponik. Diakses dihttp://heejao.com/blog/artikel/mengenal-hidroponik
pada tanggal 20Oktober 2013.
Anonim.
2013. Teknik Hidroponik untuk Budidaya Tanaman. Diakses
dihttp://www.anneahira.com /teknik-hidroponik.htm pada tanggal 20Oktober 2013.
Anonim.
2013. Hidroponik dan Aeroponik. Diakses dihttp://indoagraris.wordpress.com /2013/04/12/hidroponik-dan-aeroponik/ pada
tanggal 20 Oktober 2013.
Anas
Susila. 2013. Bahan Ajar Mata Kuliah Dasar-Dasar Hortikultura.Bogor:
IPB Press
Lampiran